BANJARTIMES– Film fiksi pendek berjudul Kelabu besutan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI) FKIP Universitas Lambung Mangkurat resmi diputar secara perdana, Rabu (27/10/2021) kemarin di Aula Rektorat ULM Lantai 1.
Film fiksi berdurasi sekitar 31 menit tersebut bercerita tentang Abah (Mukhlis Maman) dan Uma (Novitasari Nuarbijk), sepasang orang tua, yang kehilangan anaknya bernama Zakir saat perisitwa Jum’at Kelabu, 23 Mei 1997 di Kota Banjarmasin. Zakir (Ilham Majedi) tewas dalam huru-hara di Banjarmasin kala itu.
Setting waktu dalam film ini difokuskan terjadi pada tahun 2011. Tepatnya saat sepasang orang tua tersebut dirawat di rumah sakit jiwa karena mengalami gangguan post-traumatic stress disorder (PTSD) setelah pengalaman pahit 1997.
Dalam film tersebut tergambar, Abah dan Uma dari sosok Zakir terus merasa gelisah karena gangguan mental itu, meski kejadian Jum’at Kelabu sudah berlalu belasan tahun. Sampai kemudian, mereka dipertemukan kembali dengan Safwan (Wanyi Mandarung) di rumah sakit jiwa, sosok yang berperan penting atas kematian Zakir.
Film ini didaptasi dari naskah teater karya dosen PBSI FKIP ULM, Dewi Alfianti, berjudul Fragmentasi Jumat Kelabu. Karya ini kemudian digambar ulang oleh penulis skenario, Rizki Amalia Agustin.

Kepada Banjartimes, Rizki bilang bahwa film ini berupaya menampilkan sisi yang berbeda dari peristiwa kelam Jumat Kelabu. “Kalau yang kita tahu, kejadian kelam ini seputar dan identiknya kan adalah perpolitikan. Tapi kita ingin mengangkat cerita dari sisi lain,” kata Rizki.
Sutradara Kelabu, Rizaldi, bilang film ini digarap dengan memakan waktu selama 3 bulan. Dalam proses kreatifnya, ia mengaku cukup ada tantangan seperti harus menyesuaikan para aktor yang kebanyakan dari orang-orang teater.
Belum lagi tantangan di peralatan dan kru. Maka dari itu, mereka menggandeng Forum Sineas Banua (FSB) dan Alemo Films untuk pendampingan selama kerja-kerja kreatif.
Kendati demikian, Dewi Alfianti, selaku dosen pengampu dari film ini mengaku bangga film ini bisa dieksesui dengan apik. “Mereka kerja keras menggarap film pendek ini. Menghasilkan film sebagus itu, saya bangga sih,” ujarnya.
Dewi menjelaskan film Kelabu masuk dalam tugas kuliah untuk memenuhi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalani mahasiswa PBSI angkatan 2018.
Di angkatan 2018 tersebut, terbagi jadi 15 kelompok. Mereka melaksanakan program bina desa, kelas kemanusiaan hingga projek film. “Untuk yang kelompok 13 ini mengambil projek film ini,” kata dia. (MRA)